Minggu, 01 Agustus 2021

BLORA HIPER BOLA #2 TULUS SAPMOKO KIPER LANGGANAN PERSIKABA

            
FOTO: DOKUMEN PRIBADI TULUS SAPMOKO

Terlepas dari kontroversi dampak yang diakibatkannya, nyatanya jejaring sosial memiliki dampak positif. Hal ini kurasakan kala aku bisa bertegur sapa dengan banyak orang. Salah satunya bertegur sapa dengan kiper Persikaba. Nah, belum lama ini aku mencoba berinteraksi dengan salah satu kiper andalan Persikaba Blora. Tentunya bagi warga Blora, terlebih bagi mereka yang menyukai sepak bola tidak akan asing dengan nama Tulus Sapmoko. Yup, dia adalah kiper langganan Persikaba. Sebenarnya aku sudah beberapa kali melihat Mas Moko bermain. Baik ketika ia berkiprah membawa nama Persikaba maupun ketika ia memperkuat Kecamatan Ngawen saat Bupati Cup digelar.

Singkat cerita, aku mengenalnya secara langsung dari seorang teman Saminista, nanti di episode selanjutnya akan aku tulis juga kisah temanku ini. Dari teman Saminista ini kemudian aku mencoba mengontak Mas Moko, nama panggilan Sang Kiper melalui facebook dan berlanjut ke whatsapp. Tepatnya pada Minggu, 23 Juli 2021 akhirnya aku berkesempatan main ke rumahnya. Dengan janjian dulu pastinya ya. Sekira pukul 13.30 sampailah aku di rumah Mas Moko. Sebenarnya rumahku tak terlalu jauh tapi karena ada perlu di kota, aku baru bisa main ke rumahnya hari ini.  Berada di pingir jalan raya Blora-Purwodadi, tepatnya di depan SMPN 1 Ngawen, Mas Moko nampak duduk santai di depan rumah mengenakan kaos berwarna biru. Setelah bersalaman, kami pun ngobrol ngalor-ngidul. Waktu itu belum terbersit keinginan untuk membuat skena Blora Hiper Bola, jadinya obrolan pun masih seadanya. Selang beberapa hari muncullah pemikiran untuk membuat skena ini. Barulah kemudian aku mengontak Mas Moko kembali untuk meminta izin agar kisah hidupnya kutulis. Alhamdulilah, tidak hanya diizinkan, beliau bahkan menceritakan secara lengkap kisah-kisahnya kepadaku.

Awal bergabung dengan Persikaba

Tulus Sapmoko, lelaki asal Desa Sukolilo, Ngawen ini memiliki postur tubuh yang cukup ideal sebagai penjaga gawang. Dengan tinggi badan ± 178 cm memudahkan ia bergerak bebas di udara guna menangkap dan menepis bola. Tentang awal perkenalannya dengan Persikaba, Mas Moko bercerita, “Dulu diajak senior-senior dari Ngawen untuk ikut latihan bersama Persikaba. Setelah itu ikut seleksi. Nah lolos dari seleksi, kemudian aku masuk tim magang Persikaba, Dik,” Kisah Mas Moko kepadaku. Pada 2004 ia pun masuk dalam tim Persikaba, usianya saat itu masih 23 tahun. Mulai 2004 sampai 2007 ia selalu menjadi pemain langganan yang ditunjuk untuk mengisi slot penjaga gawang Persikaba.

Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Nampaknya peribahasa ini berlaku untuk Mas Moko. saat kutanyakan apa yang menyebabkan dia tertarik untuk menjadi penjaga gawang,  Mas Moko menjawab, “Bapakku dulu adalah kiper PSS Ngawen sementara adikku seorang striker. Saat aktif di dunia sepak bola professional aku jadi kiper. Giliran setelah pension kok malah asyik jadi striker.” Nah, teman-teman peran orang tua nyatanya sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang seorang anak. Ini pula lah yang dialami Mas Moko.

 

Riwa-Riwi Dikontak Persikaba

Tak hanya memperkuat Persikaba saja, sang kiper pun pernah merasakan merumput bersama tim lain. Tak tanggung-tanggung sampai ke Sumatera. Tercatat pada 2008 ia pernah memperkuat PSKPS Padang Sidempuan. Baru setahun bersama PSKSPS, ia dikontak manajemen Persikaba. “2009 aku dikontak manajemen Persikaba. Jadi 2009 aku kembali ke Blora dan kembali memperkuat Persikaba, Dik” ujar Tulus Sapmoko.

Belum lama memperkuat Persikaba, Mas Moko hijrah ke kota tetangga. Merumput bersama Persiku Kudus selama dua musim, yaitu musim 2009/2010 dan 2010/2011. Dua musim memperkuat Persiku, pada 2013 Mas Moko dipanggil lagi oleh manajemen diminta untuk memperkuat Persikaba. Ia pun pulang ke Blora. Setahun membela Persikaba, pada 2014 ia kemudian hijrah ke Jawa Timur, menimba pengalaman dengan bergabung bersama PSID Jombang. Setahun memperkuat PSID, ia lagi-lagi diminta manajemen untuk kembali memperkuat Persikaba. Mas Moko pun kembali memperkuat Persikaba pada 2015-2016.

Pengalaman Tak Terlupakan

PERSIKABA LOLOS DIV.III 
Tentang pengalaman tak terlupakan ketika memperkuat Persikaba, Mas Moko bercerita, “Pengalaman yang tak terlupakan ketika membawa Persikaba lolos divisi III nasional di Bantul, kata Mas Moko. “Tahunnya aku lupa tapi ini ada fotonya,” tambah beliau sambil menunjukkan foto. Wow masih muda sekali ya. Sambil tertawa dia bilang, “Ya, itu ketika 2006 tak lama setelah menikah,” ungkapnya. Masalah skor, beliau sudah lupa. Ya maklum sudah lama sekali kan ya. Tapi Mas Moko masih ingat rival-rival yang dihadapi Persikaba, antara lain Persikoba Batu Malang, Perseta Tulung Agung, PS Sibolga, dan lain-lain.

Tokoh Idola

Setiap orang tentunya memiliki sosok idola. Begitu pun dengan banyak sekali pemain sepak bola di dunia, tak terkecuali Mas Moko. Ketika kutanya tentang tokoh idola, ia mengatakan bahwa Taffarel merupakan sosok idolanya. Lhaik! Siapa Taffarel ya? Wah pasti kalian asing dengan nama ini bukan? Dia adalah kiper timnas Brazil. Waduh kalian udah pada lahir apa belum ya era Taffarel ini? “Kalau pemain Indonesia, aku suka sama Hermansyah. Itu lho mantan kiper timnas,” nah lho kalian asing lagi kan sama nama ini? Usai menjawab pertanyaan ini beliau pamit mau main bola. Ketika mau pergi ia bilang kalau usianya sudah kepala empat. Empat puluhan bro! Heran bukan? Kok fisiknya masih tampak awet muda ya. Rajin olah raga dan makan makanan yang bergizi begitu kata beliau. Sementara sampai di sini dulu kisah tentang Mas Tulus Sapmoko. Next kita sambung lagi, sebenarnya sih masih penasaran dengan skuad Persikaba era 2009-2010 tapi ya lain waktu kita bahas ya. Sudah malam. Tangan dan mata sudah lelah. Selamat membaca.

 

Selengkapnya.. - BLORA HIPER BOLA #2 TULUS SAPMOKO KIPER LANGGANAN PERSIKABA