foto: Dokumen Pribadi M.Soleh
Sore
itu, aku iseng saja mencoba mencari hal-hal yang berkaitan dengan Persikaba di media
sosial. Kuketik kata Persikaba di mesin pencarian facebook. Muncul bermacam-macam hal. Dari sekian banyak informasi
dan foto yang disajikan, ada satu hal yang membuatku tertarik. Foto seorang
lelaki yang tidak bisa dibilang muda tengah selfie
mengenakan jersey Persikaba.
Dalam hati saat itu, siapa orang ini ya? Rasa penasaran semakin memuncak. Langsung
coba iseng kukirim pesan. Eh dibalas. Dialah M. Soleh. Eks pemain Persikaba era
2010.
Beliau
orang yang asyik menurutku. Bagaimana tidak, pesanku ditanggapi lho. Sosok yang
tentunya akan tidak masalah jika pesan dari orang biasa sepertiku diabaikan
saja. Hmm. Semua ini tidak berlaku bagi M. Soleh pastinya. Pesanku dibalas. Bahkan
obrolan kami pun berlanjut ke whatsapp.
Pesan demi pesan kukirim dan berjawab. Setelah sekian lama wara-wiri bertanya
ini itu. Aku pun jadi malu. Tidak coba cari data dulu di google. M. Soleh lho.
M. Soleh seorang legenda hidup yang pernah memperkuat PSIS Semarang dan mengangkat
trofi bersama Tugiyo cs. Masya Allah! Malu aku malu. Mana lancang ngobrol pakai
bahasa santai kayak sama teman sendiri lagi. Ini ngobrol sama Legenda PSIS Bro!
Duh! Lebih malu lagi aku tahunya PSIS era itu dari bapakku. Bapak lah yang
menceritai aku saat bagaimana hebatnya PSIS Semarang waktu itu.
Disadari
atau tidak PSIS hadir dan mengisi hidup kami. Bagaimana tidak, tiap sepulang
sekolah madrasah dan selesai ngangsu aku
dan Bapak segera nonton PSIS main. Bisa dibilang nonton PSIS seperti agenda
yang tidak boleh diinterupsi dengan hajatan maupun buwuh, hehehe. Kenalku PSIS saat
itu adalah PSIS era De Porras, Ortiz, M. Ridwan dkk. Sambil nonton inilah Bapak
selalu bercerita tentang PSIS era Tugiyo dulu. Dan seperti biasa setiap Bapak
bercerita, aku tak begitu menghiraukan. Habisnya sambil nonton PSIS maine. Eh lha ini tak tahu ada angin dari
mana aku kok malah chattingan langsung dengan salah satu pemain dari skuad PSIS
yang selalu diceritakan bapakku dulu. Auto minta maaf ke Pak Soleh deh, aku
memanggilnya begitu sebelum tahu kalau beliau melanjutkan karir sebagai seorang
pelatih.
M.Soleh di PSIS Semarang |
Karir
M. Soleh Malang Melintang di Dunia Sepak Bola Indonesia
Mengawali
karir bergabung dengan klub BPD Jateng, M. Soleh ahli dalam urusan menjaga lini
pertahanan. Dari BPD Jateng, ia kemudian merapatkan diri ke PSIS Semarang bergabung
bersama Bonggo Pribadi, Agung Setiyabudi, Tugiyo, dan yang lainnya. Sempat
menggantikan Anton Wahyudi, posisinya kemudian bergeser ke bek kiri. Hingga
akhirnya membawa PSIS juara tahun 1999 dan tahun 2001.
Setelah memperkuat PSIS Semarang, M. Soleh yang sangat akrab dengan nomor punggung 15 ini pun hijrah ke Tangerang, membela Persita Tangerang dari 2001 sampai 2003 di bawah asuhan Coach Bendol (Benny Dollo). Usai memperkuat Persita Tangerang, ia kemudian bergabung dengan klub asal Sleman yang terkenal dengan sebutan Super Elja, PSS Sleman di bawah asuhan coach Daniel Rukito. Tiga tahun bersama sang pelatih, M. Soleh ditempatkan di posisi bek kiri dan stopper.
Petualangan
M. Soleh belum berakhir. Dari PSS Sleman, ia lalu merapat ke Persiter Ternate
(2006-2008). Ia pun sempat mencicipi dilatih langsung oleh pelatih Jackson F.
Tiago. Selepas dari Persiter Ternate, ia akhirnya memutuskan untuk kembali ke
Jawa dengan memperkuat Persiku Kudus tepatnya pada 2009-2010. Usai membela
Persiku, M. Soleh kemudian bergabung dengan Persikaba Blora, dengan ditempatkan
di posisi stopper dan libero.
M.
Soleh dan Persikaba
Melihat
pengalaman M. Soleh yang kerap malang melintang di dunia persepakbolaan tanah
air, tentunya menjadi hal yang sangat menarik untuk kita gali lebih jauh.
Terlebih ketika beliau akhirnya memilih Persikaba pada tahun 2010. Sebuah klub
yang mungkin belum banyak orang mengenalnya. Tentang hal ini Coach MS (julukan
Pak Soleh sudah tidak berlaku ya dan lebih enak kalau kita pakai panggilan ini)
memberikan opininya. “Persikaba merupakan tim kecil waktu itu tetapi pihak
manajemen sangat serius menjadikan Persikaba sebagai tim besar. Keseriusan majemen dibuktikan dengan
menargetkan Persikaba lolos divisi dua, Mas” ucap Coach MS.
Tidak
hanya itu, menurut beliau keseriusan manajemen juga terlihat dari pemain-pemain
yang dipanggil dan memperkuat Persikaba kala itu. Beberapa nama pemain sarat pengalaman
yang memperkuat Persikaba kala itu antara lain: Indrianto Nugroho, Nugroho
Andrianto, M. Soleh, Deni Rumba, Bambang Harsoyo, Alm. Listianto Raharjo
(pelatih kiper), dan lain-lain. Tentunya
dengan dikomandoi langsung oleh Bonggo Pribadi sebagai pelatih.
Perihal
sosok pelatih, dalam hal ini Coach Bonggo
Pribadi, aku juga sempat menanyakan bagaimana ya rasanya dilatih oleh eks rekan
setim saat di PSIS dulu. Dengan ringan Coach MS menjawab “Happy aja Mas. Kami sudah sama-sama tahu karakter masing-masing.
Biar begitu ya tetap harus menjaga hormat dan tahu batas antara pelatih dan
pemain. Tujuan kami kan sama yaitu membesarkan nama tim Persikaba.” Dahsyat
juga ya kan? Perihal formasi yang sering dipakai coach BP (Bonggo Pribadi),
Coach MS mengatakan bahwa Coach BP sering menggunakan formasi 1-3-5-2 dengan
libero dan dua stopper kala itu. Adapun posisi yang diisi Coach MS saat itu adalah
wing back dan libero. Beliau bergabung di Persikaba saat Persikaba masuk babak
16 besar, menggantikan Deni Rumba yang kembali ke Semarang.
Nomor
punggung 25 sengaja dipilih Coach MS karena nomor 15, nomor kesukannya kala itu
sudah dipakai rekan setim. Ia juga menambahkan bahwa yang paling menarik ketika
membela Persikaba adalah di Persikaba ini adalah ia bisa main bola sambil reuni
dengan kawan-kawan lama yang sudah sekian lama terpencar. “Kurang lebih
sembilan pertandingan kalau nggak salah, saya berlaga di Persikaba, Mas,”
ungkap Coach MS. Ketika kutanya tentang laga yang paling berkesan, Coach MS
mengatakan bahwa semua pertandingan sangat menentukan. Jadi menurut beliau
semua pertandingan penuh dengan kesan.
Nah
usai memperkuat Persikaba, Coach MS memutuskan untuk gantung sepatu dikarenakan
usia saat itu sudah memasuki 39 tahun. Cerita yang rasanya sangat sayang untuk
tidak ditulis bukan? Menutup obrolan aku pun menanyakan tentang resep rahasia
untuk bisa menjaga stamina agar bisa prima. “Sedari 1993 sampai 2010 bermain di
liga profesional tanpa henti Coach tidak pernah mengeluh saat latihan berat dan
bisa mengalahkan diri sendiri saat fisik, Mas. Serta selalu beli vitamin sendiri
sebelum diberi tim dokter. Jadi saya selalu bugar.”
Oke semantara sampai di
sini dulu ya teman-teman. Lain waktu kita sambung kembali. Mari selalu doakan
Coach MS agar selalu sehat dan sukses dalam berkarier. Sekian.