Senin, 04 Maret 2013

Tarian Gagap Manusia Bumi

Masih terngiang dalam otak dan telingaku. Bukan. Itu bukan lantaran nyanyian merdu kepak sayap nyamuk, melainkan tarian gagap Manusia Bumi. Tak henti-hentinya aku berpikir tentang perkembangan zaman yang kian mengamuk. Masih perlukah kita bertanya berapa banyak orang yang tergerus dalam erosi modernisasi? 


Bukan, saya bukan ingin mengutuk dan menjadikan diri saya seorang pemuja aliran konservatif kelas kakap. Bukan, saya hanya ingin menginagtkan agar kita sebagai manusia, melek. Bukan selalu memejamkan sebelah mata dan memandang segala perkembangan dengan kekaguman. Ketakjuban yang tidak dibarengi dengan landasan yang jelas. Bukankah ketika kita di lingkup Sekolah Dasar sudah diajarkan tentang Sumber Daya Alam yang dapat diperbarui dan yang tidak dapat diperbarui? Diajarkan pula barang-barang untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dari primer, sekunder, tersier, sampai komplementer? 

Sayangnya, manusia zaman sekarang lebih cenderung memandang segala sesuatu dengan simpel. Komplementer disulap dan diubah menjadi primer. Tak percaya? 
Beberapa akan saya sebutkan di sini. Adapun penggantian ini selalu mempunyai dampak dan pengaruh terhadap kehidupan. 
  1. Sentir/uplik/dilah makin lama makin hilang dari tembok rumah bahkan lampu petromax kini menjadi barang buruan kolektor karena dianggap antik dan kuno. Jika kalian punya pasti akan laku dengan harga yang maha. Lampu tempel ini diganti dengan lampu listrik. Tak hanya itu, sebagai penggant, dicarikan pula inovasi yang cukup hebat yaitu dengan lampu isi ulang (recharge lamp). Kerugian pasti ada, hilangnya Sumber Daya Alam pribumi yang senantiasa kita banggakan. Minyak lenyap dari peredaran. Mungkin anak kita tak akan pernah tahu dan melihat wujud dari minyak tanah yang sebenarnya.
  2. Masih berkaitan dengan minyak, gas sebagai pengganti minyak tanah pun sekarang muncul dalam beberapa varian. Lihat saja dari yang 3 kg, 5 kg, 12 kg, dan ah banyak lagi tentunya. Saya masih ingat penggantian minyak tanah dengan gas elpiji ini digagas oleh mantan Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla atau lebih akrab dipanggil JK. Kini, minyak tanah bukan hanya hilang dalam peredaran bahkan ambles dan kembali lagi ke dalam tanah yang tak kita ketahui dimana. Tadi saja, untuk mendapatkan gas elpiji seberat 3 kg harus kupacu kendaran untuk mengelilingi kecamatan. Beberapa toko kudatangi dan jawaban serupa yang kudapat: kosong! Akhirnya kudapat gas itu dengan harga yang Rp. 2000,- lebih tinggi yang sama halnya dengan berkurangnya kadar bensin dari motor bututku. 
  3. Penggunaan media telekomunikasi sekarang yang semakin canggih. Untuk penggunaan telepon seluler yang Jadul (jaman dulu) mulai berada dalam ambang kepunahan. Ya, kini hape lebih modern. Lengkap dengan layanan fitur internet dan berbagai macam di dalamnya. Jangan salah, tindak kriminal yang ada pun mulai merebak dengan segala fiturnya, dari perkosaan, pencabulan, pencurian, yah banyak lagi, untuk menalak istri pun bisa. Hal ini sedikit banyak disebabkan oleh maraknya penggunaan teknologi yang berlebihan. Dengan berlebihan inilah yang kemudian menyebabkan moral manusia menjadi moral marit. 
  4. Sepeda motor. Senada dengan no. 1, 2, dan 3. Penggunaan sepeda motor yang kian berlebih menimbulkan kemacetan dimana-mana. Tak hanya itu, tingkat konsumtif masyarakat pun meningkat. Sumber BBM kini kian menjadi dewa yang selalu dipuja dan dicari. Bayangkan, penggantian sepeda onthel dengan sepeda motor makin hari makin meresahkan. lihat mulai dari polusi udara, peningkatan status global warming, meningkatnya tingkat kecelakaan, amblesnya tanah karena banyaknya tekanan dari permukaan, dan lebih parah lagi menyebabkan manusia menjadi manja. Manja untuk berjalan kaki atau mengayuh sepeda. Padahal, kalau ditelisik lebih jauh bukankah kita dianugerahi kaki supaya digunakan untuk berjalan? Bukankah dengan berjalan tubuh kita akan menjadi sehat? 
  5. Permasalahan makanan pun demikian. Merebaknya makanan cepat saji membawa dampak yang tidak kalah mengenaskan. Penggunaan bahan pengawet kian menjamur dimana-mana. Terbukti berbagai penyakit  aneh pun tak bisa dibilang sedikit, dari stroke, H1 N1, dll. 

Ah, makin lama kemajuan zaman makin menempatkan posisinya di puncak. Benarkah ini disebabakan oleh globalisasi yang makin lama makin mengkhawatirkan? Mestinya kita cermat dengan keadaan. Memang, revolusi Inggris, Revolusi Prancis, Revolusi Bolshevik itu muncul sebagai titik tolak perkembangan peradaban manusia. Cita-cita para penggerak itu kian hari kian melenceng dari tujuan semula. Dari yang semula penggunaan teknologi untuk memudahkan manusia dalam bertindak, kini berubah menjadi menimang-nimang sang manusia untuk tidak bertindak. Maka dari itu, coba kita bayangkan apa yang akan terjadi dengan peradaban manusia barang 10 atau 20 tahun mendatang. Secara tidak sadar manusia akan dituntut untuk berlomba-lomba memebangun kuburannya sendiri dengan corak dan pernak-pernik yang sangat indah. 
Seyogyanya, kita sebagai makhluk yang katanya paling sempurna bersikap mawas diri agar tidak menjadi makhluk yang menghalalkan pembunuhan secara tidak langsung terhadap sesama. Perkembangan zaman dan teknologi hendaknya disikapi dengan sangat kritis, bukan hanya takjub dan ikut larut dalam bahaya yang sangat nyata. Memang, bangsa ini sekarang tak lebih dari bangsa manusia gagap yang bingung mencari arah. 

0 komentar:

Posting Komentar