Cermin besar menamparku perlahan. Tepat di depan wajah beribu orang.
Tangan kiriku, tangan kananku, semua tubuhku, kaku. Lalu hanya kupandangi wajah-wajah orang yang selalu menohokku dengan pandang hina.
Wahai engkau Sang Hidup...
Adakah kau merindukanku?
Adakah kau melihatku merana seperti ini?
Di sinikah kau akan menyadarkanku?
Dengan berbagai linangan air mata baru kuketahui. Aku bukan apa-apa.
Hanya pakaian dan kesombongan yang senantiasa memunculkan ku dalam ego yang menjadi
Wahai Sang Hidup...
Memang aku bukan apa-apa tanpamu
Bawalah kembali cermin saktimu
Kau kini telah mampu lucuti aku
Tanpa sisa, tanpa rasa
Aku pun tahu diriku kini hanya sedaging bernyawa
Kiranya kalau tak ada lagi cinta
Kuburkanlah aku hidup-hidup
Tepat di tengah inti bumi ini
Sang Hidup...
Sang Hidup...
0 komentar:
Posting Komentar