Sabtu, 26 November 2022

Don't Judge The Book from The Cover and The Tittle II

Lanjutan  Don't Judge The Book from The Cover and The Tittle I
Tak lama berselang, kakeknya pun meninggalkannya karena ikut berperang bersama tentara Belanda. saat itu agresi Belanda ke Indonesia. Menjelang dewasa, Dewi Ayu pun jatuh cinta kepada Ma Gedik yang tidak lain adalah cinta mati neneknya. Lalu, Ma Gedik bunuh diri sebagaimana Ma Iyang, nenek si Dewi dulu. Ma Gedik memilih bunuh duri dengan cara terjun dari atas bukit. 

Setting cerita adalah pada masa resesi pendudukan Jepang terhadap Belanda di Indonesia. Dengan datangnya Jepang ke Indonesia, diceritakan Dewi Ayu sama halnya dengan wanita lain ditangkap dan akhirnya dijadikan pemuas nafsu tentara Jepang. Jugun Ianfu. Ia dimasukkan ke dalam bangunan yang luar biasa mengerikan. Sebuah tempat yang dulunya digunakan untuk menghabisi para tawanan. Bersama wanita lain, ia pun hidup sengsara di sana. Bahkan lintah, tikus. cicak, sampai buaya pun pernah dimakannya. Lalu Dewi Ayu bersama wanita lainnya pun dibawa ke sebuah rumah besar peninggalan Belanda kaya. Rumah yang ternyata adalah wahana pelacuran milik Mama Kalong. Awalnya mereka tidak tahu bahwa nantinya mereka akan dijadikan sebagai pelacur. 

Diceritakan bahwa Dewi Ayu adalah wanita yang cerdas, tangkas, dan punya prinsip. Cantik juga tentunya. Bahkan, ia pun akhirnya menjadi wanita idaman. Hingga suatu hari terjadi ketika ada tamu dari Jepang dan menidurinya. Dia memilih untuk bersikap layaknya orang mati. Si Jepang pun menidurinya dengan cepat. Hingga ia pun hamil dan melahirkan anak dan diberinama Alamanda. Seorang wanita cantik yang lahir dengan perpaduan tiga bangsa sekaligus: Indonesia-Belanda-Jepang. Bermata sipit sebagaimana lelaki yang menidurinya itu. Alamanda adalah nama yang diberikan Dewi Ayu. Nama seorang sahabatnya kala itu. 

Alamanda pun besar di lingkungan yang sedemikian mengerikan. Hingga akhirnya JEpang kalah perang dan pasukan rakyat bersenjata datang. Beberapa pasukan pun mencoba memasuki wilayah lokalisasi. Beberapa orang pun dibunuh karena dendam lama terhadap Belanda. Hingga akhirnya lokalisasi ini pun dijaga oleh tentara Belanda yang tersisa. 

Kondisi perpolitikan berangsur-angsur membaik. Dewi Ayu kemudian berutang kepada Mama Kalong untuk membeli kembali rumahnya yang dulu Rumah yang kini telah ditinggali pribumi. Harapan melunasi utang dengan menemukan cincin di kamar mandi tak terwujud. Oleh karena itu, ia pun membayar utang kepada Mama Kalong dengan cara ia tetap menjadi pelacur. Pelacur primadona. Diceritakan kalau sebagian besar warga Halimunda pernah tidur dengannya. Karena apalagi kalau bukan karena kecantikan Dewi Ayu yang luar biasa. 

Selanjutnya, Dewi Ayu dikisahkan memiliki empat orang anak: Alamanda, Adinda, Maya Dewi, dan SI Cantik. Suatu ketika di Halimunda sedang dilanda hama babi. Babi hutan banyak sekali turun ke rumah warga dan merusak pekaraangan. Kondisi seperti ini tidak mampu diatasi oleh warga. Ditunjuklah Sang Shodhancho. Seorang gerilyawan yang mampu memporakporandakan Jepang dan KNIL. Seorang yang dianugerahi gelar "Panglima Besar". Merasa jengah dengan anugerah tersebut, Ia memilih mengasingkan diri di hutan. Tempatnya dulu bersembunyi sebagai gerilyawan. 

Dalam CiL juga dituliskan bagaimana orang-orang merayakan dan mengumandangkan kemerdekaan. Mereka memercayai bahwa Proklamasi Indonesia adalah tanggal 23 September. Bukan 17 Agustus. Hal ini terjadi karena adanya keterlambatan informasi. Informasi tentang terproklamirkannya kemerdekaan Indonesia didapat karena ada tentara Peta yang ditemaukan mati di pantai. Mayat ditemukan dengan kondisi terdapat bekas sabetan sangkur dan perut mengembung. Teks proklamasi diambil dari mulutnya yang tampaknya si mayat sengaja menelannya hingga akhirnya dibunuh Jepang. Dia dibunuh supaya orang di Halimunda tidak tahu kondisi bahwa Indonesia telah merdeka. 

Shodancho diceritakan jatuh hati kepada Alamanda, anak pertama Dewi Ayu. Sedangkan Alamanda tidak suka dengannya. Dengan semangat pejuang yang tak pernah mengalami kekalahan, ia mendatangi Dewi Ayu di pelacuran untuk meminta agar Alamanda mau menjadi istrinya. Dewi Ayu tidak bergeming. Ia menyarankan Sang Shodancho untuk mengatakan sendiri hal ini kepada Alamanda. Karena kalimat ini pula Dewi Ayu ditodong psitol kemudian ditiduri Sang Shodancho. 

Geger. Seluruh Halimunda menjadi geger karena ultimatum Maman Gendeng dilanggar. Maman Gendeng adalah seorang veteran gerilyawan yang sebelumnya patah hati karena pujaan hatinya lebih mencintai lelaki pincang. Ia akhirnya ke Halimunda, berharap bisa menikahi wanita cantik bernama Rengganis. Harapan untuk bisa menikah dengan Rengganis pupus. Rengganis ternyata telah tiada. Lama sekali. Rengganis, kisah wanita cantik yang akbhirnya memilih menikah dengan seekor anjing. Ia adalah seorang putri yang sangat cantik. Semua orang terpesona dengannya, tidak terkecuali ayahnya sendiri. Karena inilah Rengganis menjadi terancam ketika ia keluar istana. Takut kalau terjadi apa-apa. Karena mendengar cerita inilah Maman Gendeng bersemangat untuk datang ke Halimunda. Berharap ia kembali menemukan perasaan jatuh cintanya kembali. 
Next di Don't Judge The Book from The Cover and The Tittle yang ketiga ya. 

0 komentar:

Posting Komentar