Kamis, 15 November 2012

Sebutir Titik Nadir

Malam merambat berkuasa dengan segala keteduhannya. Mungkin itu pula yang membuat rembulan di atas sana manggut-manggut. Dingin dan sunyi. Hanya suara-suara alam yang ters berkumandang menyanyikan himne favoritnya.

 "No Body Knows The Trouble I See, No Body Knows My Sorrow,"kata Soe Hok Gie dalam catatan hariannya. Benar juga. Tak ada yang tahu apa yang aku alami, juga tak ada yang tahu penderitaanku. Sayangnya, udara malam ini tak meneduhkanku sama sekali.

Sepi yang meradang. Aku kecewa, kawan. Rasa kecewaku sudah pada titik nadir. Jika ada sesuatu yang menurutmu kamu sukai, tapi itu dihina dan tidak dihargai, apa yang akan kamu lakukan? 

Percayalah tidak ada suatu hasil yang bisa diperoleh tanpa adanya pejuangan. Sepahit apapun, kalau hasil itu diperoleh dengan perjuangan pasti akan lebih nikmat. Apapun hasilnya, terimalah karena itu merupakan buah dari proses perjuangan yang sangat panjang. Seorang pejuang tak akan mudah takluk pada suatu rintangan, ancaman, apalagi kata orang? 

Tunjukkan pada dunia seberapa besar usahamu untuk melangkah, bukan seberapa jauh kakimu melangkah. Percayalah bahwa kamu mampu untuk bergerak dan berubah! Buat sesuatu yang berarti sebelum mati! 

0 komentar:

Posting Komentar