Senin, 29 Oktober 2012

Jejak Kaki

Jejakkan langkahmu walau ke ujung dunia sekali pun, 

Hari demi hari kucoba menghayati apa yang menjadi kegundahan hati. Begitukah kata hati manusia? Selalu bicara tanpa dasar, tapi mengandung sebuah firasat kebenaran. Kita pun tak mampu mengelaknya 

Sama dengan ibadah haji. Berjuta orang datang ke Arab untuk menunaikan ibadah haji. Ketika ada info tentang haji, biasa saja. Itu karena aku belum paham teknisnya. Perlahan-lahan baru  kutahu ternyata menunaikan ibadah haji itu tidak mudah. Harus antri, menghapalkan doa ini itu. Lari ke sini, lari ke situ. Berat juga perjuangan mereka di sana. Bahkan, ada yang sampai meregang nyawa. Tapi mereka bangga, karena katanya telah meninggal di tempat favorit yang tiada lain adalah Mekkah. 

Pengetahuan yang tiada akan terkira. Beruntung sekali, di tempatku berjuang sekarang banyak hal yang  akhirnya kudapatkan. Pelajaran hidup, kawan. Aku mengetahui mekanisme miniatur tata cara ibadah haji ketika latihan manasik bersama kawan-kawan kecil. 
Alhasil, bermandi keringat. Berhujan panas, tapi sedikit banyak punya gambaran bagaimana haji itu. 
Dari lari-lari kecil. Menengadahkan tangan. Baca doa. Melemparkan batu jumroh. Yang lebih menakjubkan adalah teman-teman kecil Mereka sangat hebat. Ekspresi muda yang penuh semangat. 

Aku kira hari itu, hari yang sangat berat. Berangkat dari rumah pukul 06.00 tanpa sarapan. Lalu, mengikuti acara Simakan Tengah Semester (STS) sekaligus rapat pembentukan Komite Sekolah, tanpa istirahat lanjut lagi ke acara manasik haji. Setelah itu, langsung tancap menuju Masjid Agung untuk salat Asar, tancap kemudi lagi dilanjut ke Klentheng untuk mengikuti latihan karate. 


Sayang, di sana yang ikut cuma sedikit padahal sudah kusempatkan sedemikian rupa. Itu pun ditambah lagi dengan semangatnya yang menipis. Aku nggak terima dengan ini. Sudah kuusahakan masa begini saja. Kuteriak sekencang-kencangnya biar semangat tumbuh. Sayangnya, tetap saja melempem. 

Mungkin karena tenaga yang terlalu kuforsir ini yang menyebabkan aku sering istirahat ketika latihan. Tak tahu kenapa, biasanya setiap kali latihan bersama teman-teman di rumah kuat-kuat saja. Lha ini kok loyo. Apakah aku yang kecapekan, ataukah karena nuansa semangat di Blora menipis? Aku pun tak tahu. Yang pasti selagi masih ada kesempatan untuk latihan dan berolahraga hajar terus.. sama halnya dengan ilmu. Selagi ada kesempatan untuk belajar, akan kugenjot terus. Belajar sama-sama, berkarya sama-sama, kerja sama-sama...

0 komentar:

Posting Komentar