Minggu, 28 Oktober 2012

Qodar dan Qodir

Setelah sekian lama berkecimpung dengan dunia pendidikan. Kutahu sedikit demi sedikit karakter teman-teman kecilku. Tapi banyak yang tak kutahu tentang diri mereka yang sebenarnya. Dari sekian banyak teman kecilku ada satu teman bernama Faiz Burhanuddin. Hapalan Al Qurannya bagus, paling jauh dibanding teman-temannya (yang aku simak). Walaupun tidur menjadi hobi kesukaannya, (pasalnya pernah kujumpai dia menghapalkan sambil tertidur, anehnya bacaannya benar) tak disangka dia mampu menhasilkan karya yang fenomenal. Bagimanakah karyanya?berikut ini buah pikirannya dengan sedikit gubahan dariku. 

Pada suatu hari ada seorang anak yang bernama Qodar. Dia sedang berjalan-jalan di Jalan Raya. Ketika sedang asyik menik mati perjalalannya, ia bertemu dengan seorang anak bernama Qodir. Qodir ini tidak lain dan tidak bukan adalah pengemis. Qodar kasihan melihatnya. Ia akhirnya membawa Qodir pulang ke rumah. Karena rasa sayangnya kepada pengemis itu, akhirnya Qodir diangkat menjadi saudara.  
Tiap sore hari menjelang magrib mereka selalu berjalan-jalan di sekeliling kompleks rumahnya. Tak sengaja, mereka bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik yang bernama Siska. Perkenalan dengan Siska pun tak bisa dihindarkan. Hingga berjalannya waktu, dalam hati mereka tumbuh bunga-bunga asmara yang selalu dipendam rapat di dasar sanubarinya.  
Pada suatu hari, tak disangka mereka akhirnya menyatakan isi hatinya kepada Siska. Pertengkaran menyelimuti diri Qodar dan Qodir. Napas permusuhan mengalir dalam rongga hidung dan tubuhnya. Hingga akhirnya saat mereka pergi berdua, muncul ambisi dalam diri Qodar untuk menghabisi nyawa si Qodir. Tidak berbeda dengan Qodar, Qodir pun menyimpan hasrat yang sama terhadap orang yang telah menolongnya. Ia pun ingin menghabisi nyawa Qodar. 
Peristiwa saling bunuh di antara saudara pun terjadi. Qodar tewas seketika setelah menerima pukulan kencang yang diarahkan kepadanya secara bertubi-tubi. Dengan rasa puas setelah berhasil membunuh, Qodir kemudian pulang dengan langkah tertatih-tatih. Di tengah jalan ia tertabrak mobil dari arah belakang. Setelah agak lama terdiam, akhirnya ia pun menghembuskan napas untuk terakhir kalinya. Mobil yang menabrak Qodir melaju sangat kencang. Qodir akhirnya tewas di pinggir jalan tanpa pertolongan. Jasadnya dibiarkan begitu saja. Tidak ada yang mau menguburkan. Jasad Qodir kemudian membusuk dengan ditumbuhi belatung dimana-mana. Warga masyarakat membiarkannya begitu saja. 
Selang beberapa hari, Bapak dan Ibu mereka mencari anaknya. Tak disangka mereka menemukan kedua anaknya sudah tak bernyawa. mayat kedua orang yang dulu bersahabat ini pun kemudian dimakamkan di pemakaman Islam. 



0 komentar:

Posting Komentar