Sabtu, 15 September 2012

Antara Kalpanax dengan Panu

Entah kenapa banyak yang bangga dengan segala macam kepalsuan. Di sana, di ujung dunia yang kecil di atlas sama halnya. Terlebih dalam hal pendidikan, kepalsuan akan sangat menyeruak. Kita pun tak bisa menyangkal dengannya. Seserhana saja, coba perhatikan apa saja yang dilakukan oleh pihak-pihak yang ingin kedatangan tamu dari induk atau bos. Dari Dinas Pendidikan, dari Mendteri Kebudayan, atau malah dari Presiden. Banyak sulapan-sulapan yang tak asyik datang tanpa diundang. Dekorasi dan makanan yang serba berlebihan muncul di hadapan tamu-tamu. Intinya adalah kepantasan. 
Di lain pihak, kebenaran direkayasa. Sudah menjadi rahasia umum kalau ada orang naik sepeda jatuh di dekat pengendara sepeda motor, maka si pengendara sepeda motor itulah yang dipersalahkan. Kebenaran macam apa ini? Sama halnya kendaran mini dengan kendaraan-kendaaraan mono yang lain. Terkadang saya berpikir, bagaimana bisa hal ini terus berjalan? bahkan, masyarakat sudah mengamini dan tak jarang yang bahkan menjadikannya budaya. Budaya untuk dengan sengaja memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Bawa saja kepada pihak yang berwajib. 
Saya yakin hal ini pun tak jauh beda. Entah apa yang terjadi di negeri ini, sampai hukum dipermainkan sebegitu rupa. Ini hanya kasus kecil, Kawan. Dan saya juga makhluk kecil yang tak banyak tahu tentang permasalahan yang ada di negeri ini. Apalagi tentang perpolitikan. Politik busuk yang sama sekali tak asyik. Bagaimana denganmu? Jika diibaratkan Kalpanax dengan panu. Lebih kuat panu daripada kalpanaxnya. Panu ini terus tumbuh sedangkan kalpanax hanya satu obat yang mungkin esok hari berubah merk dan kemasan. 

0 komentar:

Posting Komentar